Selasa, 30 Maret 2010

Pesan Sponsor ~ Introducing MOVIE and its Phatwas

Para pengunjung, pemampir, dan pemirsa blog ini, pernahkan anda berpikir, siapa yang sebenernya ngasih dukungan ke pemilik blog ini sehingga dia bisa terus menulis? Aku manusia, walau mungkin punya keturunan darah alien dari Planet Sinisotoy. Terlepas dari kemanusiaan atau kealienanku, aku butuh makan. Dan untuk mendapat duit makan itu aku punya sponsor.
 
Selama ini, para sponsor itu bersembunyi di kegelapan, di sudut-sudut paling remang-remang maupun *ehem*remang-remang*ehem* dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mereka adalah sekawanan prajurit suci yang tergabung dalam MOVIE, atau Majelees Oelama Veekseefantaseeyah Indon Eesa.
  

Selasa, 23 Maret 2010

Indah dan Muntah ~ Penciptaan Prosa Puitis Plus Contoh

Sebenernya aku pengen nulis tentang karakter. Namun, sampai agak lama aku belum juga mendapat gagasan tentang bagaimana sebaiknya topik itu dipersembahkan. Jadi, minggu ini adalah catatan singkatku tentang prosa pretensius.

Kita banyak kali mendengar pujian atau cercaan terhadap "Gaya Penulisan Puitis." Yang memuji bilang, gaya ini sangat indah. Yang mencerca bilang gaya ini bikin muntah. Lalu bagaimana jika anda ingin menulis "puitis", tapi ga mau bikin orang muntah?
  

Selasa, 16 Maret 2010

Antara Aku dan Dia ~ Memilih Point of View dan Teknik-Teknik Berselingkuh

Point of View, atawa Bahasa Belandanya adalaha Suduta Pandanga, adalah salah satu hal yang perlu kita tentukan saat mulai menulis fiksi fantasi. Atau cerita apapun, deh. Memilih Point of View ini menurutku kayak milih suami atau istri, minimal pacar. Sekali milih, you're stuck with it till the end of the story. Dan seperti halnya berselingkuh, sekali kita sudah memilih satu tapi mencoba-coba pindah ke lain hati, you carry the risk of being screwed, big-time. 

Perhatikan bahwa aku bilang, you carry the risk. Perselingkuhan sudut pandang memiliki resiko, tapi bukannya pasti menghancurkan cerita anda. Seperti semua perselingkuhan, memadu sudut pandang memerlukan teknik dan akal-akal (minyak) bulus.

Selasa, 09 Maret 2010

Ayat-ayat Tinta ~ Mimbar Agama dan Agami di dalam Novel

Minggu lalu aku membuat catatan untuk diriku sendiri tentang Show, Don't Tell. Minggu ini aku mengunjungi suatu tempat yang mendorongku untuk membuat catatan pribadi lagi. Kali ini tentang bagaimana aku memandang unsur agama, baik secara pribadi maupun di dalam sebuah karya.

Untuk urusan satu ini, barangkali opiniku jadi rada-rada meleng. Tapi tetap saja aku pengen menuliskannya. Tidak tanpa bermaksud ngenye' ke siapapun, kuakui. Namun, kalau memang ada yang merasa perlu klarifikasi atau mau memberikan pendapat dan bantahan, silakan. Tombol komentar belum kuhilangkan.

Selasa, 02 Maret 2010

Show, Don't Tell ~ The Biggest Bullshit Ever Told?

Minggu lalu, aku mencoba mengambil langkah pertama untuk menjadi seorang penulis fiksi fantasi dengan menampilkan hasil editan terakhir dari bab 1 ceritaku. Sesuai harapan, berbagai kritik, saran, dan dukungan muncul dari teman-teman dan kenalanku.

Aku menilai usaha awalku ini cukup sukses karena aku mendapat saran dan gagasan untuk memperbaiki hal-hal yang entah luput dari perhatianku (tempo deskripsi), atau tampak jelas tapi belum kuketahui solusinya (kalimat pembuka). Aku juga mendapat pujian di titik yang kuharapkan. (Deskripsi yang pada dasarnya sudah oke, dan bangunan dunia dengan teknologi, arsitektur, dan religi lengkap dan hidup dalam 10 halaman A4, 1,5 spasi! Woo~hoo~!)