Kisah

Berikut adalah cerita-cerita karya saia yang sudah dipublikasikan di berbagai buku, majalah, maupun situs. Masing-masing dilengkapi kutipan. Silakan (dibeli dan) dinikmati!

***


~~ Aku dan Barshan mengikuti Medved menyusuri bentang kota yang melapuk. Di sekitar kami bangunan megah lantak dipiting akar-akar pohon besar. Patung-patung agung menjadi sarang lumut. Bangkai-bangkai besi, dulu alat perang yang digerakkan oleh sihir, kini tercampak di sisi jalan, dicekik oleh karat dan sulur. ~~

***

Cerpen Penata Bintang dalam Story Teenlit Magazine, Edisi 28/Th. III, 25 November - 24 Desember 2011

~~ Begitu tirai kembali turun, ruang tempat kami berada menjadi begitu hitam. Kau tak akan bisa membedakan mana tepi tenda, mana tanah, mana langit-langit. Kau hanya akan takjub melihat bintang-bintang kecil, melayang di sekitar tubuhmu seperti berkian laksa kunang-kunang. Lihatlah di atas kepalamu. Di dekat kakimu. Di depan dadamu. Kau bisa meraih bintang-bintang itu seperti meraup pasir di gurun. ~~

***


~~ Setelah itu Kakek batuk. Una tak sampai hati terus membantah. Ia memastikan Kakek nyaman di kursi beranda, lalu kembali ke dalam rumah dan mulai melukis. Latihan sejak kecil telah membuat Una mampu menghapal kanvas seperti ia menghapal letak perabot dan pintu rumah. Ia tahu persis cara menyapu kuas untuk mencipta halus kulit buah apel, lembut angin di atas tebing, bahkan gempita ceria pesta panen.

Ia juga punya cara sendiri untuk memahami warna. Merah adalah panas dari perapian pandai besi. Hijau adalah pahit dedaunan. Kuning adalah hangat mentari, dan kelabu adalah dentang pedang para prajurit.~~



***

Cerpen Pangeran yang Dikasihi Laut, Juara Pertama Fantasy Fiesta 2012. Dapat dibaca di blog ini. 


~~  Aku tidak pernah menerima pendapat Arung. Namun, ia berhasil mengubah caraku memandang laut. Bagiku tempat itu bukan lagi sekedar genangan raksasa yang menghidupi seluruh rakyat Somba Opu. Jauh di bawah ombak, di mana tidak ada manusia, adat, maupun cakap, Arung menunjukkan padaku suatu tatanan yang dapat kita andai-andaikan sebagai suatu negeri. Warganya para nagajene. Mereka tinggal di gua-gua bawah air, dan menjalani hari dengan menyebar bakal bunga karang ke seluruh penjuru laut. ~~


***

Cerpen Tilas Mawar Cadas dalam Ther Melian: Anthology terbitan Elex Media Komputindo.

~~ Kalau cerita itu terdengar saat pagi, maka petang harinya pasti ada upacara di Padang Nisan, makam para Shazin yang terletak di perut Gunung Baaltar. Irkhal akan menurunkan tubuh si anak ke dalam sebuah lubang yang ia gali sendiri. Setelah menimbunnya, ia akan menanam sebatang mawar cadas di gundukan itu.

Suatu kali, setelah mengubur seseorang, Irkhal menunjuk Karth. Karth menjerit, bertanya apa yang salah, tetapi tidak ada yang peduli. Para shazin langsung mengikat dan melemparnya ke dalam lubang. Selang sesaat, gumpalan tanah mulai menjatuhi wajahnya. Segenggam. Dua genggam— ~~


***