Selasa, 29 Juni 2010

Hard Stylish Writing #1 ~ Ketika Bahasa Bergaya

Seringkali aku mendapat ide untuk entry blog dari celetukan iseng para mampirwan dan mampirwati lapakku ini. Salah satunya adalah Stezsen alias Yin, yang menanyakan soal gaya bahasa di celetukannya yang ini

Berhubung minggu lalu aku lagi pengen nulis soal mengulek cabe, pertanyaan yang bersangkutan baru kuangkat minggu ini. Gaya bahasa termasuk salah satu bahasan yang gemar berseliweran di forum-forum penulis setengah mateng yang dulu rajin kuikuti. Saking seringnya berseliweran, barangkali para penulis yang sudah tigaperempat mateng, atau secara umum udah lebih keren dari aku udah begah ngebahasnya. Saking begahnya barangkali kalau ditanya soal gaya menulis jawabannya kira-kira ga jauh dari, "oh, gaya itu masalah selera. Dan selera dikembalikan ke masing-masing orang."
   

Selasa, 22 Juni 2010

Cabe Ngulek Manual ~ Memberi Kritik dan Komentar

Sudah lama sebetulnya aku tergoda untuk menulis catatan singkat tentang pedoman-pedomanku dalam memberi komentar suatu cerita. Bukannya pedoman sejenis belum pernah ditulis sih. Hanya saja, aku punya pedoman tersendiri yang kayaknya rada lain dari beberapa pedoman yang kutemukan di beberapa situs.

Titik paling pertama yang kupegang saat memberi komentar adalah kejujuran. Mengapa? Karena itu yang menentukan apakah komentar anda bernilai atau tidak. 

Apakah gunanya komentar yang tidak jujur bagi si penulis? Feel-good service, barangkali; tapi lebih daripada itu? Tidak ada. Kebohongan nggak membuat mereka berkembang, dan nggak membuat karya mereka lebih baik.
   

Selasa, 15 Juni 2010

Stairway to Heaven ~ Peringkat dan Prioritas dalam Persen

Minggu lalu aku menyebut kalau aku akan mencatat sesuatu soal 'peringkat' elemen-elemen novel fantasi. Waktu nulis itu, aku teringat pada diskusi-diskusi seru di forum penulis-penulis setengah mateng yang biasanya mempermasalahkan elemen mana yang lebih penting dalam sebuah novel. Kalau misalnya kita harus memilih antara plot atau karakter, mana yang didahulukan? 

Catatan ini bertujuan untuk mengemukakan jawabanku atas debat-debat itu. Tapi sebelum itu, biar kutegaskan kalau ini jawaban kasar, dan hanya mempertimbangkan lima elemen yang sepengetahuanku paling sering diperdebatkan. Apabila ada elemen-elemen lain yang menurut anda semua perlu ikut dipertimbangkan, silakan sumbang pendapat melalui tombol komentar.
   

Selasa, 08 Juni 2010

Sketching Somewhere ~ Long, Long Ago, in a World Far, Far Away...

Pada sesi diskusi nyeletuk dan cuap-cuap kemarin, aku jadi sadar kalau aku belum pernah bikin catatan apapun tentang bagaimana membangun dunia atau setting fiksi fantasi. Padahal dunia adalah salah satu nyawanya novel fiksi fantasi, selain cerita dan karakter. Nyawa nomor tiga, kalau kubilang; nyawa nomor satu lari ke cerita, dan nyawa nomor dua, ke karakter. Atau mungkin karakter nomor satu, dan cerita nomor dua. Tapi dunia tetap nomor tiga. (Mengenai 'peringkat' ini dibahas minggu depan aja yah.) 

Mari mulai. Pertanyaan pertama, dunia semacam apa sih yang bagus? Sama kayak di catatanku tentang karakter, yang believable. Bagaimana dunia yang believable itu? Mari kita pinjam lagi jawaban Om Soto(y) kita tercinta.
   

Selasa, 01 Juni 2010

Story Construction Manual ~ Langkah-Langkah Membuat Novel Fiksi Fantasi

Ngobrol-ngobrol minggu lalu memberiku inspirasi untuk menyusun langkah-langkah membuat karya fiksi fantasi yang panjang. Sebelum kita mulai, aku ingin bilang bahwa langkah-langkah yang kucatat ini bukan langkah mutlak, tapi lebih ke metode dasar yang bisa dijadikan patokan oleh semua orang yang masih belajar dan pengen membuat novel fiksi fantasi. Ketika kemampuan kita bertambah, kita selalu bisa bikin modifikasi sendiri untuk membuat variasi dari langkah yang kutulis.