Sabtu, 11 Juni 2011

Across the Godspeed ~ Pelajaran Saham dari Luar Angkasa

Minggu lalu aku mencatat tentang hal-hal yang membuat aku menanam saham emosi pada satu buku. Minggu ini aku mau merangkum hal-hal apa saja yang bikin aku merasa nilai investasi emosiku pada buku itu naik (atau turun).

Faktor-faktor yang memengaruhi fluktuasi nilai emosiku ada lima. Plot, Karakter, Setting/Latar, Gaya Bahasa, Orisinalitas. Sama dengan yang pernah kusinggung di sini. Namun, kalau di post tersebut aku mencatat pandangan seorang tukang cerita, sekarang kubalik. Aku akan membahas kelima faktor tersebut dari sisi penikmat cerita.
  
 
Sebagai alat bantu, aku akan menggunakan satu buku yang baru-baru ini kubaca: Across the Universe karya Beth Revis.



Dapat kita lihat bahwa sampul buku tersebut mengandung:

1.  Bintang-bintang dan ruang angkasa
2. Wajah dua orang yang kayaknya lagi mau memraktekkan salah satu posisi dalam sebuah Manual Cinta India Kuno. Uhui.
3. Tulisan Judul "Across the Universe." Nice title, BTW.
4. Tulisan pemancing, "What does it take to survive aboard a spaceship fueled by lies?"
5. Endorsemen yang menyatakan bahwa buku ini adalah campuran antara sci-fi dan fantasi distopia yang brilyan.

Ngelihat semua ini, harapan apa yang kuinvestasikan?

Pertama-tama, gara-gara endorsemen, aku jadi menyiapkan diri untuk membaca cerita gabungan antara sci-fi dan fantasi distopia yang brilyan. Whew. Beban berat dari awal nih, buat pengarangnya!

Kedua, aku membayangkan suasana misteri. Lihat pemilihan warnanya? Biru, merah, bintang-bintang dan dua wajah dalam bayangan. Wuih, Mr. Ius banget 'kan? Beda kalau kalau covernya menampilkan kapal perang lagi nembak-nembak alien atau Mace Windu adu silat dengan Yoda. Aku pasti mengharap aksi alih-alih misteri.

Ketiga, kayaknya ada kisah cinta nih. Sepasang wajah praktisi Kamasutra itu jelas-jelas mengiklankan plot asmara. Begitupun, mengingat AtU ditujukan pada pembaca dewasa muda/young adult/YA, aku menyiapkan diri mengenye kalau-kalau ada pengumbaran kekerasan atau seks yang nggak pake kira-kira.

Setelah selesai mendaftar semua harapan yang kuinvestasikan, mari kita mulai menelaah. Apakah buku ini memberiku dividen emosi, atau sebaliknya?

Mulai dari plot. Kisah seperti apa yang membuatku merasa untung berinvestasi? Pada daftar di atas, kata kunci yang berkaitan dengan plot adalah misteri. Ini juga ditunjang dengan frasa "spaceship fueled with lies," pada kalimat pemancing di sampul.

Karena yang kuhadapi adalah cerita misteri, aku nggak berharap membaca aksi atau peperangan atau perkelahian brutal ala The Hunger Games. Aku ingin plot yang membuat penasaran, misalnya, pembunuhan dengan pelaku yang tidak terduga.

Itulah yang ada di buku ini.

Plot utama AtU berkisar pada kejadian-kejadian aneh di atas Godspeed, sebuah kapal penjelajah antariksa yang berangkat dari Bumi ke sebuah planet di dekat Alpha Centauri. Salah satu penumpang kapal tersebut ternyata seorang pembunuh dengan modus operandi yang unik, yaitu mencabut kabel tenaga dari peti tidur-beku yang ditempati para korban. Begitu suplai tenaga padam, korban akan terbangun pelan-pelan, lalu mati karena tenggelam di dalam bahan pembeku yang mencair.

Menarik? Sangat.

Masalahnya, plot AtU terlalu mudah diduga. Karakter yang "kayaknya penjahat" kelihatan banget cuma tipuan pengarang. Pelakunya pun dibocorkan di dalam sebaris narasi, jauh sebelum konfrontasi pengungkapan terjadi. Trik pembunuhan yang dibuat Revis juga sedikit terlalu gampang.

Intinya, jangan harapkan siasat alibi keren macam yang ada di Kindaichi Shonen no Jikenbo atau Meitantei Conan.

Plot-plot sampingannya pun terkesan nggak penting. Subplot percintaan tokoh utamanya kurang berasa. Aku memaklumi hal itu karena memang fokusnya bukan disini, tapi ada satu subplot yang agak terlalu ujug-ujug untuk bisa kumaafkan. Menjelang akhir cerita, tanpa ada hujan dan angin, si heroine ngelihat lampu-lampu dan tiba-tiba mengalami breakdown mental. What the...?

Untuk plot, dividen emosiku cuma +0.5.

Kedua, karakter. Ada kamasutrawan dan kamasutrawati di cover. Jadi pasti ada tokoh utama cewek dan cowok, dan keduanya saling jatuh cinta. Namun, AtU adalah cerita misteri, jadi aku ingin karakter-karakternya  lebih dikembangkan lewat upaya keras mereka mengungkap identitas si pembunuh.

Selain itu aku juga mengharapkan kehadiran dilema moral. Pasalnya, dalam dunia fantasi distopia dan sci-fi, ada banyak potensi untuk mempertentangkan idealisme karakter dengan nilai-nilai sosial dalam masyarakat, atau membuat mereka terbebani dengan konsekuensi penggunaan teknologi.

Karakter utama AtU ada dua, Amy (cewek) dan Elder (cowok). Aku senang membaca bagaimana penampilan fisik mereka memiliki relevansi dengan latar dan plot. Amy yang berkulit putih dan berambut merah dianggap berpotensi menimbulkan masalah di dalam populasi monoetnis Godspeed yang berkulit coklat dan berambut coklat. Elder yang merupakan calon pemimpin dimanipulasi secara genetis agar memiliki wajah dan postur badan yang dianggap mencerminkan ciri pemimpin.

Sayangnya Elder menghabiskan terlalu banyak waktu untuk mikirin Amy. Maklumlah cowok baru puber. Pembunuhan adalah perkara nomor sekian. Yang penting urusan arus bawah beres dulu!

Yup, you read that right. Elder ini kadang agak piktor. Namun, Revis menyajikannya dengan bagus dan wajar. Sama sekali nggak ada kesan dia adalah tipe cowok yang cuma bisa mikir pake kepalanya yang ada di bawah.

Berikutnya, Amy. Konflik sang heroine dimainkan pada pertentangan antara hidupnya yang lama di Bumi, dan hidup barunya sebagai penumpang Godspeed. Ini juga disajikan dengan baik walau tidak sangat istimewa. Yang aneh adalah, sementara orang tuanya terbaring di peti tidur beku yang nggak bisa dikunci, yang hanya dijaga bergiliran oleh tiga remaja, dia bisa cukup tenang untuk jalan-jalan keliling kapal. Duh?

Untuk karakter, +0.7

Parameter berikutnya adalah latar. Alias setting. Bagian ini yang menurutku paling bersinar. Revis lebih pandai mengolah konflik sosial dan moral khas distopia dibanding memikirkan aneka teknologi canggih yang keren ala sci-fi.

Aku menyukai dilema yang dialami Elder dan Eldest (mentor Elder): apakah mereka harus memerintah secara normal dengan resiko menghadapi konflik, atau menggunakan semacam narkoba untuk membuat 'rakyat' tidak menentang kehendak penguasa? Kalau ngomongin Pilkada, kita pasti bisa menunjuk sistem mana yang kita anggap benar. Tapi dalam situasi bahaya, dimana semua orang harus bersatu, siapa bisa menyalahkan orang-orang yang mengambil pilihan kedua?

Ada juga bagian yang membahas tentang bagaimana masyarakat Godspeed bereproduksi. Aku agak kaget waktu membaca bahwa hal ini melibatkan... uh... or**gy in space. Untungnya Revis tetap memehatikan kepatutan dalam penggambaran. Kalau diibaratkan midnight sale, unsur seks di dalam AtU cuma diobral sampe 35%. Nggak ada yang sampe 60%, apalagi 99.99%. Lebih bagus lagi, bagian ini juga dipakai untuk menyindir ketimpangan antara masyarakat yang seharusnya sudah canggih dengan perilaku seksual mereka yang kebinatang-binatangan.

Satu-satunya yang aku gak suka disini adalah bagian dimana sang heroine kebagian trope "nyaris diperkosa karena terlalu cantik." Gah. Please.

Setting, +1.0

Untuk gaya bahasa, akan lebih jelas kalau kutampilkan beberapa kutipan dari bukunya.

Hal. 81, Elder menggambarkan Amy yang baru keluar dari peti tidur-beku:

The girl's chest moves up and down, but that's the only sign of life she's willing to give me. Funny how different her body looks outside the ice. She seems smaller, weaker, more vulnerable. The ice was her armor. I want to protect her now, cover her curves instead of run my fingers over them.

Hal. 152, Amy ingin bercerita tentang bumi kepada para penumpang kapal luar angkasa:

So I sit down in the seat he offers, ignoring how the woman closest to me scoots away. What can I tell them about Earth? How can I describe how the air smells different, how the earth feels richer, how you yourself are different, just from knowing the entire world is at your disposal? Should I start with the mountains always hidden in clouds and snow--or do they even know what those words are: cloud and snow and mountain? I could tell them about the different kinds of rain, pouring rain that's perfect for when you want to stay inside and watch a movie or read, or piercing rain that feels like needle on your skin, or soft summer rain that makes your first kiss with your first love all the sweeter.

They look at me eagerly, waiting to hear about the planet I called home.

I begin with the sky.

Paragrafnya agak panjang, tapi aku suka. Kalimatnya jelas dan runut. +1.0!

Dan yang terakhir, orisinalitas. Kisah cinta dan misteri di luar angkasa ala Revis sejujurnya kalah dibandingkan kekejaman reality show di fantasi distopia pertama yang kubaca, The Hunger Games. Begitupun, yang bersangkutan sukses membawakannya menjadi cerita yang cukup menarik. Jadi, +0.5!

Total skor akhirku untuk buku ini adalah +3,7. Dividen yang lumayan besar. Nggak nyesel jadinya ngabisin 100k perak untuk buku ini.

Update berikutnya? Cerita yang kubuat untuk Fantasy Fiesta 2011, berikut ilustrasinya. Nantikan!




Luz Balthasaar.

5 komentar:

Anggra mengatakan...

Ow. Ternyata buku ini bagus ya...
Aku pernah lihat AtU ini dan sempat tertarik membelinya. Sepertimu, gara2 lihat cover-nya.
Dan ternyata memang bagus... ah, nyesal... =_="

Luz Balthasaar mengatakan...

Belum sekeren Hunger Games sih, hihihi. Masi kalah seru sama Iron King pula. Yang keren adalah konflik moralnya.

Beli kalau lagi ga ada buku lain yang mau dibeli aja.

Ivon mengatakan...

hore, oot~ *dilempar tomat*

eheh, cuman mo reminder aja sih, soalny Luz kemarin bilang sudah nulis cerpennya: batas pengiriman cerpen-ny tinggal 3 hari lagi, hari Rabu, jangan sampai kelupaan yah ^^

ps: hmm, kekny lumayan juga ini buku...tapi ak lum beli Hunger Games...nanti ajalah, wkwkwk XD

pps: sampul sungai galaksinya kerennn *_*

ppps: dan anime Mushishi susah dicari ya... manga baru ada translate sampai buku 7, gag sabar nunggu sampai tamatny, XD

Anggra mengatakan...

@Luz:
Kayanya aku akan mencoba cari yang "percuma" dulu. hehehe... Kalau memang bagus. Boleh juga dikoleksi (kalau budget memadai XD)

@Ivon:
hoi hoi. Dikau juga belum kirim! XD

Luz Balthasaar mengatakan...

Ini baru habis ngirim. SWT dah Gmail ga mau kebuka. Begitu kebuka... @_@

Datanglah dilema. Hehehe.

Curcol pemilik blog.